CANDI BLANDONGAN

ASADHA PUJA 2024 KBI JAWA BARAT

---

Untuk pertama kalinya Keluarga Buddhayana Indonesia Provinsi Jawa Barat mengadakan Asadha Puja di Candi Blandongan Karawang pada hari Sabtu, 3 Agustus 2024 dengan serangkaian acara ritual dan penyalaan 6060 pelita. Sebanyak 6000 pelita disusun dalam konfigurasi 12 roda Dharma sebagai simbol paticcasamuppada, mandala di Candi Blandongan dan di sekeliling Candi Jiwa. 60 pelita dengan hiasan bunga dipasang di atas altar, yang kemudian dinyalakan secara simbolis.

Sejak pukul 15.00, umat mulai berdatangan ke area candi. Mereka duduk di bawah pohon sambil beristirahat setelah menempuh perjalanan jauh dalam cuaca yang cukup panas. Umat Buddha yang hadir untuk bersama-sama melaksanakan Asadha Puja berasal dari berbagai kota di Jawa Barat, tidak ketinggalan pula dukungan dari Keluarga Buddhayana Indonesia di Jakarta dan Tangerang.

Bapak Randy Tunggeleng sebagai pemandu acara memulai Asadha Puja 2024 dengan mempersilakan anggota Sangha untuk hadir di panggung yang terletak di depan altar.


Bapak Sugeng sebagai penanggung jawab membuka rangkaian acara dengan menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penyelenggaraan Asadha Puja 2024 Keluarga Buddhayana Indonesia Jawa Barat. Bapak Triroso yang hadir mewakili Dirjen Bimas Buddha dalam sambutannya mengemukakan bahwa kita selaku umat Buddha sudah selayaknya memanfaatkan keberadaan candi untuk kegiatan ritual keagamaan.



Mahanayaka Sangha Agung Indonesia, Y.M. Nyanasuryanadi Mahathera mengawali rangkaian Asadha Puja 2024 dengan penyalaan lilin 5 warna. Acara dilanjutkan dengan penyalaan pelita secara simbolis oleh anggota Sangha, perwakilan dari Bimas Buddha, dan pimpinan organisasi di Keluarga Buddhayana Indonesia, baik pusat maupun daerah. Kegiatan ini paralel dengan penyalaan 6000 pelita oleh muda-mudi Buddhis yang bergabung dalam Pemuda Buddhayana Indonesia Provinsi Jawa Barat.



Setelah semua pelita menyala, anggota Sangha dan pandita Buddhayana melakukan pradaksina mengelilingi Candi Blandongan dengan membawa setangkai bunga sedap malam yang kemudian diletakkan di atas altar.

Kepala Staf Umum Sangha Agung Indonesia, Y.M. Dhammajoto memimpin puja bakti dengan pembacaan Namaskara Gatha, Vandana, Tisarana, Asadha Puja Gatha, diakhiri dengan Dhammacakkapavathana Sutta. Sekwil Sangha Agung Indonesia Provinsi Jawa Barat, Y.M. Bhadrajotika memimpin meditasi. Umat mengikutinya dengan khidmat.



Saat Y.M. Nyanasuryanadi Mahathera akan menyampaikan dhammadesana, tiba-tiba rintik hujan mulai turun. Namun ini tidak membuat acara terhenti. Sebagian umat berlari untuk mencari tempat berteduh. Anggota Sangha, pandita dan sebagian umat tetap duduk dengan tenang di bawah guyuran air hujan mendengarkan dhammadesana.



Bhante Suryanadi menyampaikan bahwa hujan yang sedang berlangsung adalah contoh kondisi yang tidak bisa kita hindari, harus diterima dan disadari. Ini merupakan praktek dari 4 Kebenaran Arya yang sebenarnya mudah dilakukan jika kita senantiasa sadar dan memahami setiap kondisi yang terjadi.  Kesadaran ini menjadi salah satu bentuk latihan meditasi.Usai dhammadesana, umat menerima pemberkahan dari anggota Sangha.



Dengan memperingati Asadha, umat diharapkan lebih memahami Dhamma dari Sang Bhagava dan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga dengan melaksanakan Asadha Puja di candi yang merupakan peninggalan dari masa kejayaan agama Buddha pada masa lalu, semakin meningkatkan keyakinan umat kepada ajaran agung Guru Buddha.